Senin, 27 Desember 2010

Rully Oktavianto : Ingin Jadikan HIPMI satu Pintu Jaringan Bisnis

Rully Oktavianto : Ingin Jadikan HIPMI satu Pintu Jaringan Bisnis

Bank Indonesia Optimis Pemulihan Ekonomi Indonesia 2011-2012


Sunday, 26 December 2010 09:49


Jakarta, 26/12/2010 (Kominfonewscenter) – Bank Indonesia optimis tahun 2011 dan 2012 pemulihan ekonomi domestik akan semakin kuat ditopang oleh peningkatan permintaan domestik dengan kinerja investasi yang semakin baik, perekonomian Indonesia tahun 2011 diprakirakan tumbuh mencapai kisaran 6,0-6,5% dan pada tahun 2012 menjadi 6,1-6,6%.

Direktorat Kebijakan Moneter BI baru-baru ini menyatakan perekonomian Indonesia tahun 2010 menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang cukup tinggi di tengah ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global.

Perekonomian domestik diprakirakan dapat tumbuh 6.1% pada triwulan IV-2010 sehingga untuk keseluruhan tahun 2010 perekonomian nasional dapat tumbuh sekitar 6%.
Dinamika yang terjadi pada perekonomian global sepanjang tahun 2010 telah memberikan pengaruh pada perkembangan ekonomi Indonesia.
Pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut khususnya di negara-negara emerging markets dan terjaganya stabilitas perekonomian telah memberikan dampak positif bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik.
Kebijakan ekonomi makro yang dilakukan telah memberikan kontribusi bagi terpeliharanya keseimbangan internal dan eksternal dalam perekonomian Indonesia.
Hal tersebut menjadi faktor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini ditopang oleh sumber pertumbuhan yang semakin seimbang tercermin pada kuatnya konsumsi dan tingginya permintaan ekspor serta investasi yang membaik.
Konsumsi yang meningkat terutama berasal dari konsumsi rumah tangga sementara konsumsi pemerintah masih relatif terbatas seiring penyerapan anggaran yang masih terbatas.
Di sisi ekspor, terjadi peningkatan kinerja pada tahun 2010 didukung oleh meningkatnya permintaan eksternal seiring pemulihan ekonomi global khususnya di kawasan Asia. Membaiknya kinerja ekspor juga di dorong oleh peningkatan harga komoditas global.
Sementara itu, kinerja investasi juga terus menunjukkan perbaikan didukung membaiknya persepsi pasar, meningkatnya pembiayaan, relatif rendahnya harga barang impor, dan penerapan berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung investasi.
Dari sisi penawaran, sektor nontradable dan sektor tradable menunjukkan  kinerja  yang membaik tahun 2010.
Pertumbuhan sektor tradable terutama berasal dari pulihnya sektor industri pengolahan yang mencapai tingkat pertumbuhan sebelum krisis keuangan global yakni sekitar 4%. Namun, membaiknya kinerja sektor industri ini tidak diikuti oleh kinerja sektor tradable lainnya.

Sektor pertanian tumbuh melambat dipengaruhi produktivitas serta luas lahan yang menurun dengan adanya anomali cuaca. Sementara, sektor pertambangan juga mengalami gangguan yang terkait faktor cuaca.

Di sisi nontradable, pertumbuhan terutama berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sementara sektor nontradable lainnya cenderung melambat.
Pemulihan ekonomi Indonesia yang terus membaik selama tahun 2010 tersebut juga terkonfirmasi oleh hasil asesmen perekonomian daerah yang dilakukan Bank Indonesia.
Secara umum, perekonomian daerah selama tahun 2010 masih  terus terakselerasi ditopang oleh kuatnya konsumsi, ekspor dan investasi.
Wilayah Sumatera, Sulawesi,  Kalimantan dan Papua diprakirakan mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari membaiknya kinerja perkebunan yang dipengaruhi oleh harga yang membaik.
Sementara kinerja sektor pertambangan  yang banyak beroperasi di wilayah tersebut diprakirakan masih terbatas akibat anomali cuaca dan gangguan teknis produksi.

Di wilayah Jakarta, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan diprakirakan masih mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi didukung oleh kinerja industri pengolahan dan sektor bangunan.
Kegiatan investasi bangunan yang tumbuh cukup tinggi terjadi di Jakarta dan di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Di sisi Neraca Pembayaran, pertumbuhan ekspor yang tetap kuat serta aliran modal masuk, baik dalam bentuk PMA maupun portfolio yang masih kuat membawa dampak pada peningkatan surplus Neraca Pembayaran Indonesia.
Pemulihan ekonomi global yang terus berlangsung terutama di negara-negara emerging markets telah mendorong kuatnya pertumbuhan ekspor.

Peningkatan harga komoditas global juga turut mendorong perbaikan ekpor Indonesia dengan pangsa komoditas berbasis sumber daya alam (SDA) yang semakin besar.
Di sisi lain, peningkatan ekonomi domestik dan apresiasi nilai tukar telah mendorong peningkatan impor yang lebih besar. Sementara itu, pemulihan ekonomi global yang tidak seimbang telah mendorong peningkatan yang besar pada aliran masuk modal asing.
Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia tahun 2010 mencatat surplus yang meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Sejalan dengan perkembangan NPI tersebut, cadangan devisa Indonesia sampai dengan akhir November 2010 tercatat sebesar US$ 92,759 miliar atau setara dengan 6,96 bulan impor dan pembayaran ULN pemerintah.

Sepanjang tahun 2010 nilai tukar rupiah telah terapresiasi secara rata-rata sebesar 3,7% (ytd) atau menguat 4,3% (p-t-p) dibandingkan tahun 2009. Penguatan tersebut diikuti juga oleh tingkat volatilitas tahunan yang turun menjadi 0,4% dari sebelumnya 0,9%.
Pasar keuangan domestik menunjukkan perkembangan yang terus membaik  tahun 2010 seiring dengan perkembangan perekonomian yang terus terakselerasi.
Transmisi kebijakan moneter juga membaik sebagaimana tercermin pada respons suku bunga pasar uang dan perbankan yang terus menurun, serta ekspansi kredit yang meningkat.
Di pasar obligasi, transmisi kebijakan moneter tercermin pada penurunan yield SUN untuk seluruh tenornya.  Di pasar saham, indeks harga menunjukkan lonjakan yang membawa IHSGke level tertinggi sebesar  3.756,9.

Ke depan, perkembangan ekonomi domestik diperkirakan akan terus membaik. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 diperkirakan terakselerasi dan dapat mencapai kisaran 6,0%-6,5%. Sementara, pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2012 diperkirakan mencapai kisaran 6,1%-6,6%.
Pertumbuhan tersebut didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat, investasi yang membaik, serta masih solidnya kinerja ekspor seiring dengan masih kuatnya pertumbuhan di negara mitra dagang, terutama di kawasan Asia.

Pada sisi harga, Bank Indonesia memprakirakan inflasi tahun 2011 dapat diarahkan pada kisaran sasarannya, yaitu 5%±1% tahun 2011 dan 4,5%±1% tahun 2012.
Meskipun demikian, perlu tetap diwaspadai beberapa faktor risiko terhadap pencapaian sasaran inflasi tersebut maupun prospek makroekonomi ke depan, seperti masih tingginya ketidakpastian pemulihan ekonomi global, kenaikan harga komoditas internasional, dan derasnya aliran modal asing masuk yang memicu currency war.
Dari sisi domestic, risiko tersebut antara lain terkait dengan meningkatnya ekses likuiditas di sektor keuangan dan kemungkinan gangguan produksi serta distribusi bahan kebutuhan pokok.
Bank Indonesia akan menekankan penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta memperkuat koordinasi dengan Pemerintah.
Beberapa langkah yang sedang dipersiapkan Bank Indonesia untuk mitigasi dampak negatif dari arus masuk modal asing dan sekaligus memperkuat ketahanan sistem perbankan antara lain terkait pengaturan GWM valas dan vostro account (rekening giro Rupiah yang dimiliki oleh non-residen di bank domestik). (mydk)

Dikutip Oleh:

RULLY OKTAVIANTO
HP: 0811 912 222
Pin:216642B1 
Website: http://www.rullyoktavianto.com
Twitter: @RullyOK

Better People for Better Organization



27 Desember 2010

Hi All,

Hari ini saya menerima sebuah email dari seorang rekan HIPMI saya. Suatu pemikiran yang perlu kita pahami untuk masa depan HIPMI, dan saya setuju. Masa depan HIPMI Jaya bergantung pada kualitas anggotanya. Berikut ulasannya:

==================

Morning All,

"The success of any organization depends on the quality of its people. However, the ability to identify, attract and retain high caliber personnel is a major challenge"

I can not agree more the above quote.

Masa depan dan kualitas performance sebuah organisasi sangat tergantung utamanya pada tipe anggotanya.
Sebuah organisasi bisa saja menentukan visi atau misi apapun, namun apabila tidak didukung oleh tipe human capital yang suitable untuk konsep visi misi tersebut, visi misi hanya akan menjadi teori belaka. Tahun demi tahun hanya akan berlalu tanpa kesan.

Ini juga berkenaan dengan kultur.
Tipe anggota yang ada akan membentuk suatu kultur, dan juga karena peran pemimpinnya.

Kultur sangat berperan dalam performance organisasi juga. Organisasi yang sukses memiliki kultur terbuka, kritis, bekerja keras tanpa harapkan imbalan, profesional, berpikir luas, panjang dan visioner.
Organisasi akan terhambat jalannya apabila anggotanya memiliki kultur UUD (ujung-ujungnya duit), atau UUP (ujung-ujungnya posisi / politis).
Karena sebuah organisasi not-for-profit akan berjalan apabila anggotanya bekerja benar-benar sukarela dan orientasi untuk membuat semua anggotanya sukses bersama, bukan pribadi saja.

Bicara Organisasi dengan kultur pertemanan, itu ada plus dan minusnya.
Plusnya adalah; kesetiakawanan tinggi. Sehingga akan tercipta rantai kekuatan yang solid antar anggota. Solidaritas bantu membantu akan sangat besar. Kepercayaan antar anggota juga tinggi. Ini kelebihannya.
Kekurangannya adalah: profesionalitas judgement harus dipertanyakan. Aturan organisasi AD/ART yg ada, tidak jarang dicuekin. Sanksi anggota tidak jarang juga tidak diterapkan. Karena apa? Karena masih teman sendiri.

Boleh gak begitu? Ya, tergantung kita mau buat organisasi apa. Organisasi keluarga tidak perlu ad/art. Tapi organisasi profesional, ya semua harus profesional dan ada aturannya.
Tidak bisa seenaknya.
Semua sih boleh2 saja. Tapi yang penting harus konsekuen!

Bicara soal kualitas human capital organisasi, ini juga berkaitan dengan kualitas Rekrutmen.
Orientasi rekrutmen ini idealnya adalah untuk mengembangkan lebih banyak anggota. Bukan semata senang kalau jumlah rekrutmen banyak, tapi kualitas dipertanyakan dan diperkirakan cuma anggota musiman.

Organisasi kelas nasional, sudah seharusnya jauh dari masalah kualitas rekrutmen.
Misalnya kita bicara HIPMI Jaya. Apa ukuran keberhasilan kita melakukan rekrutmen?
Pokoknya jumlahnya banyak ratusan anggota per angkatan?
Pokoknya namanya ada di Akte Perusahaan tanpa cek track record perusahaannya?
Pokoknya rekrut , terlepas apa orientasi keinginannya untuk join organisasi?
Kita mau imbangkan jumlah anggota pengusaha wanita dg pria, tapi semua wanita asal bayar uang pendaftaran dan namanya ada di akta, boleh masuk? Ini terkadang meng-insult para pengusaha wanita yang memang benar-benar seorang pengusaha.
Tiap 3 tahun, kalau mau Musda, panitia rekrutmen didorong2 untuk rekrut banyak anggota baru. Kenapa hanya pas mau Musda saja?

Semua hal di atas, tergantung pemimpin dan manajemen organisasi.

Kesamaan motivasi harusnya juga di cek lebih mendalam di rekrutmen. Motivasinya apa masuk organisasi? Kadang apa yang diucapkan, dan diekspresikan juga berlainan.
Sejatinya motivasi yang benar adalah ingin memperluas networking, belajar menjadi pengusaha lebih baik dan ada idealisme untuk membesarkan kewirausahaan.
Anggota seperti ini banyak jumlahnya, tapi anggota yang masuk tidak peduli hal hal di atas juga banyak.
Kok bisa masuk diterima jadi anggota? Ya nggak tahu juga.

Semua di atas adalah pekerjaan rumah masa depan kita semua. Kalau mau organisasi HIPMI Jaya lebih memberikan manfaat bagi usaha kita semua, pembenahan harus banyak dilakukan.
Tentunya kita juga harus menjaga selalu kualitas anggota kita, karena dengan itu, kita akan menarik lebih banyak anggota yang berkualitas juga dan memiliki motivasi yang sama.

Dan yang terpenting, dengan kualitas anggota yang lebih baik, visi misi organisasi akan terimplementasi lebih baik. Dan HIPMI Jaya akan jauh lebih baik eksistensinya di perekonomian nasional dan masyarakat. Kita pasti mau HIPMI Jaya di masa depan akan lebih disegani oleh masyarakat luas.

Saya yakin kita semua menginginkan hal yang sama. Tantangannya apa? Kita sendiri. Internal kita.
Berbicara dengan Rully masalah ini, sebagai salah seorang pengurus aktif dan yang punya keinginan HIPMI Jaya lebih baik, juga setuju bahwa semua hal di atas benar.

Good! Kalau Rully jadi Ketua Umum, paling tidak harapan HIPMI Jaya untuk membenahi hal ini akan terbuka lebar.
Siapa mau ikut singsingkan lengan dan kerja keras untuk ini? Yang pasti saya kalau diijinkan, janji akan kerja keras untuk ini.
Thanks Rul, hope our dreams can become true.

Saya sangat berharap bisa ikut implementasikan makna jiwa dari :

"Semua Sukses Milik Semua"

By
Ardantya Syahreza

====================

RULLY OKTAVIANTO
Handphone: 0811 912 222
Website     : http://www.rullyoktavianto.com
Twitter      : @RullyOK

PIN:216642B1

Selasa, 21 Desember 2010

Persaingan Bisnis Kartu Chip Belum Terlalu Ketat


Persaingan Bisnis Kartu Chip Belum Terlalu Ketat
KONTAN, 19 Desember 2010
http://executive.kontan.co.id/v2/ceo_talk/read/64/Rully-Oktavianto

Seiring dengan jumlah pengguna ponsel yang meningkat pesat, bisnis cip kartu perdana operator telekomunikasi pun makin bersinar. Salah satu pemain yang mencicipi rejeki ini adalah PT Data Management System Indonesia (DAMASA). Nah, untuk mengungkap kiat Damasa mendongkrak pasar, wartawan KONTAN Karkus Sumartomdjon mewawancarai Presiden Direktur Damasa Rully Oktavianto di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Bisnis telekomunikasi semakin menjanjikan. Ambil contoh di bidang telekomunikasi suara (voice). Saat ini, pelanggan (subscriber) telepon seluler sudah mencapai 180 juta. Jumlah ini akan membengkak menjadi 200 juta pada 2011 nanti. Ini jelas peluang besar. Belum lagi di sektor telekomunikasi data.
Potensi pasar yang besar ini menggugah minat saya untuk berbisnis telekomunikasi. Apalagi, saya sebelumnya bekerja di perusahaan internet provider, yang berhubungan langsung dengan operator telekomunikasi. Karena itulah, saya mendirikan PT Data Management System Indonesia (DAMASA), yang bergerak di bidang penyediaan smart card atau kartu chip. Salah satunya bagi operator seluler.
Sebelum terjun di bisnis kartu chip, sebenarnya, saya belum mendapat gambaran bisnis telekomunikasi seperti apa yang tepat saya lakoni. Dari berdiskusi dengan teman-teman Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) akhirnya, saya memutuskan terjun ke bisnis smart card pada tahun 2007.
Saya langsung menggandeng salah satu pemain smart card asal Prancis, yakni Sagem Orga yang kini sudah bernama Safran Morpho. Kenapa harus kartu cip? Terus terang, saat itu saya tidak punya modal kuat. Biasanya para pemodal bakalan terjun di bidang menara BTS (base transceiver station). Nah, bisnis kartu chip ini tidak memerlukan modal yang relatif besar.
Sudah begitu, persaingan bisnis ini belum terlalu ketat. Waktu saya terjun, baru ada tiga pabrik. Saat ini, baru ada lima pabrik, termasuk DAMASA.
faktor terpenting dalam bisnis ini adalah potensi pasarnya yang besar. Coba lihat isi atau kantong orang saat ini, pasti ada kartu kredit, kartu debit, identitas diri (ID card), dan ponsel. Nantinya, semua kartu ini bakal menggunakan teknologi chip. Taruh kata, satu orang punya lima kartu chip di sakunya, hitung saja berapa besar potensi bisnis ini.
Awal terjun di bisnis ini, saya lebih fokus pada pembuatan kartu perdana GSM. Produk ini tergolong mudah dibuat. Tidak memerlukan teknologi rumit.
Produk smart card ada tiga tipe, yakni kartu perdana GSM, kartu identitas, dan kartu untuk kredit dan debit. Di antara ketiga jenis kartu cip ini, kartu bangking punya teknologi yang rumit karena mempertimbangkan tingkat keamanan.
Awalnya, saya mengimpor kartu cip. Mata saya terbuka setelah menyaksikan bahwa proses produksi pembuatan smart card bagi operator GSM ternyata tidak sulit-sulit amat.
Inilah yang membuat saya nekat mendirikan pabrik pembuatan kartu cip. Karena, saya ingin lama berkecimpung di bisnis ini, tidak melulu menjadi pemasok smart card semata.
Dengan mendirikan pabrik kartu cip, saya juga ingin meringankan beban devisa Negara. Yang tak kalah penting adalah membuka kesempatan kerja. Saat ini, kami memperkerjakan lebih dari seratus pegawai.
Padahal, awal usaha mendirikan pabrik ini tidak mudah. Saya sempat meminta tolong orangtua tapi tidak di kasih, tapi saya tidak patah semangat. Dengan dana yang ada, saya menyewa dan membenahi sebuah gudang bekas pabrik garmen di Cirendeu, Ciputat.
Selain itu, saya juga punya keuntungan di bisnis pembungkusan starter pack. Dari sinilah, saya membenahi fasilitas pabrik saya hingga akhirnya saya harus mencari modal ke bank. Awalnya rada susah. Mana ada bank mau menggelontorkan dana bagi pebisnis pemula?

Mesin handal dongkrak pendapatan
Beruntung, sebuah bank syariah memberi saya pinjaman sebesar Rp 30 milliar. Dengan modal ini, saya langsung membeli mesin pembuat smart card yang paling canggih. Ibaratnya merek Mercedes Benz di bidang otomotif.
Berbekal mesin ini, saya jadi mudah menjaring pasar. Sebelumnya, rencana pendirian pabrik Damasa selalu saya sebut, saat bertandang ke para operator telekomunikasi. Beruntung mereka mau memberi saya kepercayaan. Damasa berhasil mendapat order kartu perdana.
Awalnya tidak seberapa. Seperti Telkomsel memberi saya order kartu perdana 500.000 perbulan. Lantas Axis sebanyak 2,5 juta chip perbulan. Kalau dibandingkan dengan pemain lain, nilai pesanan yang kai peroleh tidak seberapa.
Setelah mesin yang punya kapasitas produksi 4,5 juta cip per bulan ini ada, saya langsung memberi pelatihan ke para karyawan supaya karyawan kami dapat memanfaatkan mesin ini secara optimal. Misalnya, bisa menjaga tingkat kerusakan kartu cip seminim mungkin.
Soalnya, ada aturan global bahwa di sebuah industri smart card tidak boleh ada cacat produksi hingga mencapai 2% dari total produksi. Kalau lebih  dari 2% berarti si perusahaan tidak bagus.
Dengan mesin handal serta karyawan kami yang tahu mengoptimalkan mesin ini, tingkat kerusakan produksi kartu cip kami kurang dari 1%, yakni sekitar 0,2%. Tahun depan, saya ingin, tingkat kerusakan ini menjadi 0,1% saja.
Ini langkah penting supaya kami bias lebih efesien. Artinya kami tidak perlu lagi menyetok kartu chip dan kartu plastic dalam jumlah banyak.
Kami juga bakal terus belajar dari pengalaman. Apalagi, teknologidi bisnis ini tergolong cepat berubah. Mau tidak mau, kami harus bias mengikuti perkembangan. Kalau saat ini kami bias meng-input data 3.000 unit per jam, ke depan kami harus bias meng-input data lebih banyak lagi. Atau, kami harus menguasai system sekuriti di kartu chip sektor perbankan.
Lewat serangkaian langkah itu, jumlah pelanggan kartu chip kami tambah. Tak cuma Telkomsel dan Axis, tapi juga Indosat, XL Axiata, dan lainnya, tahun 2009, kami bisa menjual 30 juta kartu chip.
Selain itu, kami juga merambah ke pembuatan kartu identitas. Kebetulanm kami mendapat proyek pengadaan kartu identitas bagi pegai negeri sipil dan mahasiswa Universitas Indonesia.
Pendapatan kami pun langsung berlipat ganda. Tahun 2009, omzet kami US$ 7,5 juta, tahun ini, kami prediksi bisa tumbuh dua hingga tiga kali lipatnya. Untuk tahun 2011, mudah-mudahan bisnis kami bisa tumbuh antar 15%-20%.

Calonkan Diri Menjadi Ketua HIPMI Jakarta

Dunia telekomunikasi tak asing bagi Rully Oktavianto, pendiri sekaligus Presiden Direktur PT Data Management Systems Asia (DAMASA). Maklum sang ayah, Setyanto Prawira Sentosa, adalah salah satu mantan petinggi PT Telkom.
Meski begitu, dahulu, pria berusia 35 tahun ini tidak memiliki mimpi untuk bisa menjadi pengusaha kartu cihp. “Semuanya mengalir begitu saja,” kata pria lulusan Royal Melbourne Institute of Technology yang hobi basket dan golf ini.
Perkenalannya dengan dunia operator telekomunikasi terjalin saat ia bekerja di PT Jasa Jejaring Wasantara (Pacific Links), sebuah perusahaan penyedia jasa internet. Dari sinilah, penciuman bisnis Rully terasah. Kemampuan bisnisnya kian terasah kala dia bergaul dengan pengusaha HIPMI. ”HIPMI membantu bisnis saya”, katanya.
Wajar bila ayah satu anak ini sekarang aktif di organisasi para pengusaha muda ini. Semenjak menjadi anggota di 2006, beberapa jabatan penting ia pegang. Sekarang, ia mengaku tengah memberanikan diri maju menjadi salah satu calon Ketua HIPMI DKI Jakarta periode 2011-2014 pada pencalonan 12 Januari mendatang.
Agar lancar, ia mendirikan posko pemenangan dirinya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta. Ia pun tidak boleh bepergian selama proses kampanye berlangsung.


Contact:
RULLY OKTAVIANTO
HP  : 0811912222
PIN :216642B1
Website: http://www.rullyoktavianto.com 

 

Jumat, 17 Desember 2010

Ekonomi BROADBAND

Ekonomi BROADBAND
Harian Bisnis Indonesia
Edisi Minggu, 19 Desember 2010
by RULLY OKTAVIANTO

Sebuah guyonan Almarhum Gus Dur bercerita tentang penggunaan telepon genggam. Alkisah untuk memudahkan komunikasi, Gus Dur memberikan telepon genggam kepada sejumlah kiai NU.
Suatu ketika, Gus Dur menyuruh asistennya untuk mengirim SMS kepada salah satu kiai. Lama ditunggu, tak ada balasan. Akhirnya Gus Dur langsung menelepon untuk bertanya ada apa gerangan.
Si Kiai menjawab, “Waduh Gus, saya engga nulis di handphone ini, soalnya tulisan saya jelek. “Pernahkan terbersit di benak anda, betapa menyatunya kehidupan kita sekarang dengan penggunaan perangkat telekomunikasi? Perhatikan sekeliling Anda, hampir semua orang kini menggunakan telepon genggam dalam berbagai model.
Data pun mendukung pengamatan ini. Menurut Digital Media Across Asia (2009), pascaderegulasi industri telekomunikasi pada 2000, Indonesia merupakan pasar pemakaian telepon genggam terbesar ketiga di Asia, setelah China dan India.
Bukan hanya untuk melakukan panggilan telepon, melainkan konsumen di Indonesia juga secara regular menggunakan telepon genggam untuk keperluan transaksi perbankan dan bisnis.
industri telepon genggam pun telah melahirkan subindustri dan menciptakan lahan pekerjaan yang menjamur, mulai dari kios yang menjual kartu SIM, aksesori telepon genggam, layanan content seperti ringtone, MP3, games, dan lain-lain, sampai yang menawarkan layanan perbaikan maupun upgrade system telepon genggam.
Beberapa tahun terakhir, pasar juga ditandai dengan maraknya smartphone, terutama blackberry dan iPhone. Masuknya teknologi 3G diikuti 3.5G membuka pangsa pasar mobile internet, ditambah tawaran harga bersaing dari para operator, memanjakan konsumen dengan berbagai pilihan atraktif, sesuai dengan kondisi kocek.
Namun, pada saat penggunaan telepon genggam berkembang luar biasa, tidak demikian dengan penggunaan internet, terutama broadband.
Memang benar bahwa dalam periode 8 tahun (2000 – 2008) jumlah pengguna internet di negeri ini naik dari 2 juta menjadi 25 juta, tetapi bila dilihat dari sudut pandang makro, angka itu belum mencapai 10% dari total populasi.
Kemudian, memang benar bahwa jasa broadband tersedia di negeri ini, tetapi baru ada dua pemain besar di dalamnya: PT Telkom dan PT Indosat. Lantas apa yang bisa dibaca dari fakta-fakta yang telah dipaparkan diatas?
Satu, betapa kita belum menyadari pentingnya arti konvergensi teknologi telekomunikasi. Sudah bukan saatnya lagi untu memilah-milah megaindustri tersebut menurut nama (entah teknologi informasi, telekomunikasi, broadcasting dan sebagainya) atau menurut peranti (telepon genggam, televisi, radio atau internet).
Dalam era konvergensi teknologi telekomunikasi, aplikasi data, suara dan gambar melalui medium internet merupakan suatu kesatuan. Makin besar luas jaringan pendukung, makin konvergen pula layanan bagi pengguna.
Dua , dalam era globalisasi, konvergensi teknologi bisa berarti peluang bisnis dan investasi, karena kemajuan teknologi, bila didukung infrastruktur memadai, dapat turut mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Negara tetangga Malaysia, misalnya, jeli melihat kesempatan dengan mndirikan sentra teknologi Cyberjaya, di luar ibu kota kuala lumpur , sejak 1997. Didesain sebagai kompleks multimedia dengan infrastruktur teknologi canggih. Visi pemerintah Malaysia adalah menjadikannya lokasi aktraktif bagi perusahaan-perusahaan dunia untuk menanam modal atau membuka usaha di sana.
Target Malaysia, saat ini, sekurang-kurangnya 50% rakyatnya haruslah sudah memiliki akses internet cepat melalui broadband. Bandingkan dengan satu lagi Negara tetangga kita, Singapura yang 80% penduduknya telah memiliki akses broadband. Idak perlu seorang cendekiawan untuk memahami mengapa per baikan  infrastruktur broadband tidak kalah pentingnya dengan reduksi birokrasi njelimet, yaitu karena sama-sama mengurangi the cost doing business
Jika ada kabar gembira, mungkin datang dari kabar bahwa pembangunan infrasturktur broadband telah masuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah dari Bandan Perencanaan dan Pembangunan (Bappenas) pada sector telekomunikasi.
Mendorong dan Memoles
Yang perlu dilakukan pihak swasta dan masyarakat pada umumnya, adalah mengawal agar rencana itu cepat terwujud dengan baik. ini terutama penting, bila pemerintah serius mengejar realisasi pengembangan industri kreatif, yang dirancang bangun Kementerian Perdagangan.
Salah satu potensi yang ada terlihat dari industri game yang berkembang di Indonesia. Banyak perusahaan asing yang melakukan outsourcing ke studio-studio kecil di Indonesia. Meyewa tenaga lokal untuk mengembangkan desain konsep, model 3 dimensi maupun coding.
Penyediaan layanan yang sama juga berlaku di bidang animasi, dan bukan tak mungkin, jasa arsitektur. White-collar outsourcing, kalau boleh menyebutkan demikian.
Brain power kita sudah diakui. Tinggal bagaimana memolesnya dan memperluas inovasi layanan dengan nilai tinggi. Lagi-lagi mengingat sifat industri yang high tech, maka ini semua harus didukung oleh jaringan infrastruktur broadband yang kuat. Juga, koridor peraturan hukum dan perundang-indangan haruslah dipastikan turut mendorong perkembangan industri, bukan justru mengekang.
Bagi Negara berkembang seperti Indonesia, setiap peningkatan 10% dari penetrasi broadband memberikan dampat pertumbuhan GDP sebesar 1,38% seperti dimuat di Harian Bisnis Indonesia (3/12/2010 halaman 13).
Bila itu terjadi, maka Indonesia akan makin kuat memosisikan diri sebagai satu-satunya ekonomi Asia Tenggara dalam G20, dan dapat memberanikan diri bersaing dengan dua Negara Asia lainnya – China dan India.
Tingkat pertumbuhan kurang lebih 6% pada tahun ini dapat jadi pijakan untuk loncatan lebih besar pada masa pemulihan pascakrisis ekonomi global. Momennya kini di depan mata, jangan sampai terlewatkan.

RULLY OKTAVIANTO
Handphone     : 0811912222
PIN BB          : 216642B1
Twitter           : @RullyOK
Website         : http://www.rullyoktavianto.com/

Selasa, 14 Desember 2010

Rully Oktavianto, Mendorong Pengusaha Muda Lebih Produktif


Rakyat Merdeka
Selasa, 14 Desember 2010



Rully Oktaviano, Pendiri PT Data Management System Asia
GIAT MENDORONG PENGUSAHA MUDA LEBIH PRODUKTIF

Waktu empat tahun dianggap cukup bagi Rully Oktavianto untuk mencalonkan diri menjadi ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jaya. Rully memiliki latar belakang pengusaha di bidang  Information and Communication Technology (ICT) atau Teknologi Komunikasi dan Informasi.

Menurutnya Hipmi sangat penting dalam mengembangkan lebih banyak pengusaha muda yang berhasil dan produktif. Tujuannya, agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia juga memiliki program satu pintu bagi jaringan bisnis. Rully ingin menciptakan database yang mudah diakses bagi semua anggota dalam rangka membuka wawasan, pergaulan dan pintu kesempatan. Melalui program ini, Rully ingin mengembangkan jaringan interkoneksi (network) antar anggota.
Adapun strategi yang digunakan Rully dengan memfokuskan dan mengintegrasikan pengembangan para anggota Hipmi Jaya agar semakin tangguh dan produktif. Kemudian, secara berkesinambungan, dia akan melakukan ekspansi jumlah anggota organisasi untuk memperbesar kontribusi teradap perekonomian nasional.
Melalui slogan Semua Sukses Milik Semua, ia berkeyakinan bisa memajukan anggota Hipmi untuk menghadapi tantangan berupa ketidakpastian iklim usaha.

Sebagai kandidat tertua, Rully merasa sangat matang untuk melaju memimpin Hipmi Jaya untuk periode 2011 – 2014. Selama kepemimpinan tiga tahun,  dia ingin mengembangkan fasilitasi arus informasi pengetahuan (knowledge) dan juga fasilitasi terhadap akses birokrasi maupun pendanaan.

Saat ini, dia sudah menjalin komunikasi dengan sebuah bank untuk mempermudah anggota Hipmi Jaya memperoleh kucuran modal. Jumlah nominalnya sebesar Rp 500 juta dengan kolateral 20 %. Dia yakin, anggota tidak keberatan.

Anggota Organizing Committee Munas Kadin ke-6 ini optimistis bisa mengalahkan lima kandidat lainnya. Dia juga berupaya melakukan pendekatan dengan pemerintah guna mengubah iklim usaha agar lebih kondusif.  Selain itu, lelaki yang hobi golf ini ingin menunjukkan banyak entrepreneur di Indonesia yang perlu dukungan dalam mengembangkan usaha yang kreatid dan inovatif. DFA

Rully Oktavianto
HP : 0811 912 222
PIN BB: 216642B1
Twitter: @RullyOK 

Minggu, 12 Desember 2010

Rully Oktavianto, Merasa Dibesarkan Oleh HIPMI

Harian INDOPOS,
Senin, 13 Desember 2010

Rully Oktavianto, 35 tahun, adalah salah satu pengusaha muda yang disebut-sebut sukses dalam mentransformasikan usaha. Dari sekedar bisnis jasa dan perdagangan, menjadi bisnis industri manufaktur. Menurutnya, salah satu syarat keberhasilan pembangunan suatu Negara adalah keberhasilan industrialisasi, terutama manufaktur. Seperti apa?

"Industrialisasi akan dapat menciptakan nilai tambah yang tinggi, menyerap lapangan pekerjaan, serta lebih banyak berkontribusi pada pendapatan negara melalui pajak.", kata Rully Oktavianto saat ditemui INDOPOS minggu lalu.

Dia ingat betul bagaimana membangun bisnis pertamanya. Saat ini dia menjabat di beberapa perusahaan antara lain sebagai komisaris PT Jasa Jejaring Wasantara, PT Teluk Nada Kencana, Direktur PT. Data Management System Asia (DAMASA), dan komisaris PT Asia Travex. "Saya banyak sebagai pendiri perusahaan" , ujar Calon Ketua Umum HIPMI Jaya 2011 - 2014 itu.

Rully menceritakan saat mengembangkan DAMASA sejak kecil. Anak pertama dari tiga bersaudara ini memulai usaha dengan menjual smart card seperti kartu chip telco milik Telkomsel, Axis, XL, Indosat dan ID PNS (Pegawai Negeri). "Kami yang supply", tandasnya.

Awalnya, lanjut Rully, usahanya hanya Internet Service Provider. Hanya saja saat itu menurutnya regulasi pemerintah kurang bersahabat sehingga membuat dirinya bersaing ketat dengan kompetitor telco serta kecilnya insentif pajak.

Daripada berkompetisi dengan telco yang sudah memiliki nama besar, Rully memutuskan untuk menjadi supplier mereka. "Lebih baik menjadi vendor operator", ujarnya.

Untuk mengetahui berbagai informasi seputar vendor operator telco, Rully mencari tahu dari teman-teman yang lebih dulu ikut di HIPMI. "Peran HIPMI bagi saya tidak sekedar tempat teman-teman berkumpul, tetapi juga membesarkan usaha saya" , tuturnya.
HIPMI, khususnya HIPMI Jaya, kata Rully, tidak hanya sekedar tempat berkumpulnya para pengusaha muda, namun juga sebagai tempat networking atau jejaring, source of knowledge, pengenalan industri baru sampai solusi pendanaan.

Misalnya, salah satu temannya, Ian Dafy Fachry pernah membantunya dalam bisnis dan sampai sekarang menjadi rekan bisnis tetap. "Dia, (Ian, red) masuk ke dalam keanggotaan HIPMI sebelum saya", kenang Rully.

Sebagai calon kuat Ketua Umum HIPMI Jaya 2011 - 2014, Rully mengaku punya PR (pekerjaan rumah) besar yang harus diembannya. Tiga (3) PR penting yang harus diselesaikan, yakni:
1. Memperkuat jaringan (Networking) antar anggota di HIPMI, termasuk pembenahan Database.
2. Pembenahan peran HIPMI sebagai sumber sharing knowledge and experience.
3. Membesarkan Image HIPMI Jaya dan meningkatkan peranan HIPMI jaya ke masyarakat. Karena saat ini HIPMI Jaya masih dianggap kecil pengaruhnya.

Baik dalam karir, organisasi dan kehidupan sehari-hari, Rully memiliki motto hidup, "Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Klasik memang, tetapi itu benar-benar besar pengaruhnya untuk kehidupan kita", kata Rully, yang dikenal sebagai pemimpin meritokrasi atau pemimpin yang dipilih karena apa yang telah diberikan untuk organisasi.

Sepakat dengan Keluarga
Kesibukan membuat Rully Oktavianto tidak memiliki waktu banyak untuk keluarga. Meski demikian, baginya yang terpenting adalah kualitas pertemuan dan bukannya kuantitas atau jumlah pertemuan. Dia sepakat dengan istri dan putrinya untuk selalu kumpul bersama minimal seminggu sekali di akhir pekan.
"Kami biasa melakukan aktivitas di luar seperti jalan-jalan atau keluar kota" kata Rully. Tempat favorit yang disukai keluarganya adalah pantai. Pria yang memiliki satu putri bernama rameesha Aighar Valiqa, 4 tahun, itu mengaku dibesarkan di Bandung, sehingga tempat dingin bukanlah hal yang menarik baginya. "Kami suka pantai apalagi anak saya senang main pasir", katanya.
Sementara untuk liburan ke luar negeri, Rully mengagendakan minimal sekali dalam setahun. "Kami biasa ke Disneylan di Hong Kong", katanya. Selain itu, Rully juga selalu menyempatkan diri mengantarkan anaknya ke sekolah. "Anak saya tidak suka jika yang mengantarkan sopir, bahkan saya yang harus nyetir bersamanya di depan, "kata Rully.

Meski Rully meluangkan waktu untuk putrinya, tetap saja dia mengakui kalau anaknya dekat dengan ibunya. Ajaran dalam hidup yang Rully wariskan ke putrinya yakni selalu berdisiplin dan memberikan kebebasan untuk berkreasi.
"Kemandirian dan kesederhanaan", katanya kemudian tersenyum.

Ada satu hal lagi yang wajib diikuti putrinya, yakni dia melarang keras untuk makan sambil bermain. "Kalau makan ya harus di depan meja makan, duduk di kursi dan makan, nggak boleh sambil jalan-jalan", tuturnya.

Untuk hobi, Rully menambahkan dia menyukai olahraga dan baca buku. "Saya juga suka menyanyi", kataya. Rully bahkan mengaku pernah memiliki group band saat remaja di bawah asuhan Tantowi Yahya dan sempat menelurkan album pada 1997. "Sekarang udah bubar, maklumlah itu proses pencarian jati diri", ujarnya lantas tertawa.

RULLY OKTAVIANTO
HP            : 0811 912 222
PIN BB    : 216642B1
Website   : http://www.rullyoktavianto.com 

Rully Oktavianto, Merangkak Karir dari Bawah


Koran Tempo,
www.tempointeraktif.com 
Senin, 13 Desember 2010

TEMPO Interaktif, Hidup seseorang tak pernah bisa ditebak. Rully Oktavianto, 35 tahun, sangat mempercayai pepatah bijak tersebut.

Tak pernah dia membayangkan akan menjadi seorang entrepreneur dan bisa melenggang masuk menjadi anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). "Saya suka tantangan baru. Setiap fase perjalanan hidup saya selalu mencari celah tantangan baru," ujarnya saat ditemui dalam acara diskusi gaya hidup pengusaha muda di Jakarta beberapa waktu lalu.

Rully lalu menuturkan kisah perjalanannya. Pada 1999, ia merintis karier di bidang Internet service provider & IT solution di Sembawang Group (perusahaan multinasional Indonesia-Singapura) mulai dari bawah. Bertahun-tahun dia melalui proses jatuh-bangun, mulai sebagai account executive hingga menduduki posisi direktur pemasaran dan komisaris. Pada 2006, dia mendaftar sebagai anggota HIPMI.

"Awalnya hanya ingin mendapat pengalaman dan wawasan baru, eh justru setelah nyemplung, belajar banyak dan mendengar pengalaman dari anggota di sini. Hati saya tergerak bersemangat mencapai kesuksesan di usia muda," tutur Rully.

Merasa sudah menggali ilmu selama 4 tahun, kini ia sedang mempersiapkan diri menjadi calon Ketua HIPMI DKI Jakarta. "Yang ini pun saya ditantang teman-teman. Mereka bilang, kalau saya sukses di sini, berimbas pada gaya hidup yang bermata dua: positif dan negatif," kata Rully tanpa memerinci lebih jelas maksud perkataannya. Semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya, Bung!

HADRIANI P


Tempo Interaktif : Rully Oktavianto, Merangkak Dari Bawah

Sabtu, 11 Desember 2010

Rully Oktavianto, Siap Jadikan HIPMI Jaya Lebih Produktif

Rully Oktavianto, Siap Jadikan HIPMI Jaya Lebih Produktif
Wartajakarta.com
7 Desember 2010

Wartajakarta-Bursa calon Ketua Umum HIPMI Jaya 2011 hingga 2014 mulai bergulir para pengusaha muda yang konsisten untuk memajukan dunia bisnis tanah air mulai berlomba-lomba menuangkan visi dan misinya. Dalam rangka meramaikan pencalonan Ketua Umum HIPMI Jaya , hadirlah sosok Rully Oktavianto, seorang pengusaha muda yang sukses di bidang telekomunikasi menyatakan niatnya untuk menjadi orang nomor satu di organisasi yang menaungi pengusaha muda DKI Jakarta tersebut.

“Menurut Rully Oktavianto, untuk menjadi ketua HIPMI Jaya harus mampu memberikan manfaat yang nyata dan merata bagi para anggotanya peran dan harapan yang diemban HIPMI Jaya sangatlah besar dan strategis. HIPMI Jaya mewakili para generasi muda wirausahawan yang berlokasi di DKI Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, pusat perekonomian bangsa kita. Dua hal; pemuda dan Ibukota - adalah harapan masa depan bangsa.

‘’HIPMI memiliki peranan penting, yaitu dalam mengembangkan lebih banyak pengusaha muda yang berhasil dan produktif agar dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Khususnya pada HIPMI Jaya, dimana kedudukannya yang berada di Ibukota, jantung perekonomian nasional kita, memiliki peran yang strategis untuk lebih mengembangkan lebih banyak kader-kadernya agar tertransformasi menjadi para pahlawan-pahlawan ekonomi nasional harapan bangsa.kata Rully.

Saya telah merasakan banyak sekali manfaat menjadi seorang anggota HIPMI Jaya, maka timbullah keinginan besar untuk dapat memberikan timbal balik dan kontribusi terhadap organisasi yang saya cintai ini.tegasnya.Disisi lain karena saya merasa memiliki cukup pengalaman aktif di HIPMI Jaya selama 3 tahun terakhir, saya sangat mengetahui seluk beluk tantangan organisasi HIPMI Jaya baik internal maupun eksternal. Sehingga, saya yakin dengan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki, akan sangat menjadi aset berharga untuk membawa HIPMI Jaya menjadi lebih baik.ujarnya.

Saya sangat prihatin terhadap kondisi sekarang, dimana banyak sekali anggota HIPMI Jaya yang terdaftar dan yang akan mendaftar, tapi tidak sedikit pula dari mereka yang belum merasakan bagaimana manfaat dari menjadi anggota HIPMI Jaya. Berbekal pengalaman aktif dan pengetahuan saya mengenai HIPMI Jaya, saya yakin, akan dapat menciptakan mimpi saya yaitu HIPMI Jaya yang tumbuh lebih besar karena dapat membesarkan setiap anggota di dalamnya.

"Jika Pemerintah punya kebijakan satu pintu untuk kemudahan investasi, maka yang ingin saya ajukan bagi HIPMI Jaya adalah satu pintu bagi jaringan bisnis. Yaitu melalui sebuah database yang mudah diakses bagi semua anggota, membuka wawasan, pergaulan dan pintu kesempatan," tambah pemilik PT. Data Management System Indonesia (DAMASA).

Menurutnya, salah satu strategi yang akan dipakai adalah memfokuskan dan mengintegrasikan pengembangan para anggota HIPMI Jaya, agar menjadi makin tangguh dan produktif. Setelah itu, secara terus-menerus Rully akan melakukan ekspansi jumlah anggota organisasi untuk memperbesar magnitude kontribusi terhadap perekonomian nasional.

Rully menambahkan, ukuran kesuksesan pertumbuhan bagi para anggota HIPMI Jaya, adalah minimal 5% bagi setiap anggota bila secara aktif terlibat dalam tiga program utama yang ditawarkan. Hal ini dikarenakan, 5 % merupakan angka pertumbuhan minimal setiap perusahaan yang mengikuti pergerakan inflasi perekonomian nasional per tahun, sehingga menjadikan target yang realistis.

"Adapun program-program utama tersebut adalah pengembangan fasilitasi jaringan interkoneksi (network) antar anggota pengembangan fasilitasi arus informasi pengetahuan (knowledge) serta pengembangan fasilitasi akses birokrasi dan akses pendanaan (access)," jelas Rully dalam acara media Gathering, Kamis (9/12) di Jakarta.

Rully yang juga menjabat Ketua Komite Tetap Hubungan Eksekutif KADIN mengaku sadar akan peran HIPMI sebagai wadah nasional yang diperlukan pengusaha muda, dan dengan tegas menyatakan siap memimpin dan membawa HIPMI Jaya ke arah lebih baik.

Rully optimis, dengan landasan system organisasi yang matang dan berorientasi, HIPMI Jaya dapat mencetak lebih banyak pengusaha muda sukses pada tingkat nasional.

Pemilihan Ketua Umum HIPMI Jaya akan berlangsung pada Musyawarah Daerah XIV HIPMI Jaya di JHCC, Jakarta, 12 Januari 2011. Acara akbar ini digelar setiap tiga tahun, yang salah satu agendanya adalah memilih secara langsung Ketua Umum HIPMI Jaya baru untuk periode 3 (tiga) tahun mendatang.

Kamis, 02 Desember 2010

MENDORONG (MENJADI) PENGUSAHA



MENDORONG (MENJADI) PENGUSAHA
Bisnis Indonesia Edisi Minggu
Tanggal 3 Desember 2010
Hal 14
 
Oleh: Rully Oktavianto,
Calon Ketua Umum HIPMI Jaya 2011-2014, pengusaha sektor telekomunikasi

 

Mike Michalowicz, penulis buku The Toilet Paper Entrepreneur, menjual kisah keberhasilannya sebagai pengusaha yang bermula dengan ide sederhana dan modal tipis. Seperti orang yang kebelet ke toilet namun tidak menemukan tissue bersih yang cukup, analogi yang dipakai Michalowicz adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya yang tersisa, dalam keadaan terpaksa.

 
Setiap pengusaha pasti pernah mengalami saat-saat seperti Michalowicz, meski mungkin dengan ujung cerita yang tak sama. Keterbatasan dapat membuat seseorang menyerah atau justru memacu orang tersebut untuk lebih kreatif mencari jalan keluar.

Secara kolektif, bangsa Indonesia masuk ke kategori mencari jalan keluar, karena sukses melewati krisis ekonomi Asia tahun 1998 dan krisis keuangan global 2007. Dimotori kebijakan pemerintah yang radikal namun efektif di saat krisis, negara ini mampu bertahan, bahkan bertumbuh, di saat banyak negara lain yang terjungkal.


Kekuatan yang sama turut mendorong keberhasilan mereka yang menjadi kebanggaan bangsa. Seperti misalnya pengusaha muda Sandiaga Uno yang disebut CNN sebagai “Indonesia’s inspirational entrepreneur” (24 November 2010), karena bermula dengan usaha sendiri, hanya dalam 12 tahun berhasil membangun salah satu investment firm terbesar di Indonesia, dan memperkerjakan lebih dari 20 ribu pegawai.


Kekuatan itu juga yang membawa pengusaha Tri Mumpuni dari perjalanannya membangun sumber energi listrik di desa-desa terpencil sampai ke Washington, D.C., memenuhi undangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, April 2010. Visi Tri memanfaatkan potensi energi air untuk menyediakan listrik bagi warga yang kekurangan listrik merupakan wujud ideal kepedulian sosial seorang pengusaha.
 
Kisah-kisah mereka merupakan gambaran betapa para pengusaha muda bangsa ini kaya potensi. Nilai plusnya, banyak yang makin memantapkan pijakan pada bidangnya masing-masing.
 
Kewirausahaan ini juga yang mendorong serta meningkatkan daya saing bangsa, khususnya bagi 'pengusaha pemula' atau 'pengusaha muda' negeri ini.
 
Salah satu kuncinya untuk meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan kewirausahaan, baik sisi kualitas maupun kuantitasnya
 
Menurut sensus ekonomi BPS (2006), jumlah usaha mikro dan kecil (UMK) sebanyak 22,5 juta mencakup 99% dari total usaha di Indonesia. Sebaran geografis usaha terbanyak berada di pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi, sesuai porsi demografi penduduk. Secara gender, 39% UMK dijalankan oleh perempuan—sebuah fakta yang menunjukkan distribusi peranan cukup baik antara pengusaha lelaki dan perempuan.
 
Masih bisa diperdebatkan, apakah UMK merupakan penggerak utama perekonomian nasional. Namun yang jelas, kontribusi sektor ini patut diperhitungkan, terutama bila melihat potensi pengembangan inovasi yang ditawarkan. Jika dikelola secara optimal, UMK dapat menjadi sentra inovasi yang maju secara komersial, dan berfungsi sebagai garda depan ekonomi nasional.
 
Dari sudut pandang lain, UMK pun dapat menjadi solusi terhadap masalah pengangguran di Indonesia. Ini sesuai temuan World Bank-ImageNations Group (2006) bahwa 78% pemuda Indonesia lebih tertarik mendirikan usaha sendiri, dibanding pekerjaan formal di sektor swasta dan publik. Studi yang sama juga menemukan bahwa pengusaha muda memiliki pendapatan per bulan sedikitnya dua kali lipat rekan seusia mereka yang bekerja sebagai pegawai.
 
Sayangnya, kenyataan menunjukkan, masih banyak hambatan menuju iklim sehat bagi para pengusaha muda mikro dan kecil. Antara lain akibat kesulitan prosedur, tak jauh perbedaan antara tingkat kesulitan mencari pekerjaan dengan tingkat kesulitan memulai usaha. Belum lagi masalah akses pendanaan dan kurangnya keahlian.
 
Disinilah, diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah dan kalangan usaha, baik industri yang telah ada maupun industri baru, besar atau kecil, secara kolektif maupun secara pribadi.
 
Di Amerika Serikat, proses pendirian UMK dipermudah dengan adanya Small Business Administration, badan yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah federal. Calon pengusaha cukup datang membawa ide dan keahlian. Secara teknis dan finansial, pemerintah akan membantu si calon pengusaha dalam melakukan persiapan, perencanaan maupun pengelolaan. Termasuk didalamnya, menghubungkan dengan sumber pendanaan.
 
Kemudahan birokrasi macam itulah yang dirindukan di Indonesia, seperti berulang kali diakui banyak kalangan. Panjangnya proses mengurus perizinan, kesulitan birokrasi serta celah bagi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme—termasuk yang mesti dicarikan solusinya.
 
Lalu menyangkut masalah akses pendanaan. Sensus Ekonomi BPS (2006) menemukan bahwa modal merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh para pemilik UMK. Dalam hal ini, merupakan hal imperatif bagi sektor swasta untuk menggandeng pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan. UMK perlu dukungan penuh melalui kebijakan finansial yang pro terhadap dunia usaha, sambil terus memperluas peluang kredit usaha. Bila diperlukan, tak ada salahnya memberi label dan mengutamakan sektor-sektor tertentu sebagai prioritas.
 
Namun jangan berhenti di sana. Targetkan juga masalah akses pemasaran, terutama karena ini berkaitan dengan garis besar visi pemerintah dalam memajukan konektivitas domestik. Menekan biaya transportasi dan distribusi berhubungan langsung dengan perbaikan akses pemasaran.
 
Secara makro, perbaikan pada elemen-elemen tersebut di atas akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengurangan tingkat kemiskinan—dan sektor UMK berada pada garda depan.
 
Lantas untuk jangka panjang, juga perlu diadakan perbaikan kapasitas sumber daya manusia, dalam hal ini, capacity building yang menargetkan kemampuan nalar bisnis dan keterampilan secara teknis. Lewat cara ini pula, kreativitas dapat diasah, yang bukan tak mungkin berujung pada inovasi dan peluang usaha baru.
 
Proses pembentukan capacity building ini yang nantinya akan menciptakan fondasi kewirausahaan yang kuat mendorong menjadi pengusaha pemula.
 
Mendukung iklim kewirausahaan bagi para pengusaha pemula merupakan tantangan yang sangat besar bagi bangsa ini. Hal ini tak lain diperlukan guna memberikan dorongan bagi pengusaha pemula guna terciptanya target 2% pengusaha dari total jumlah penduduk. Pengusaha inilah yang nantinya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap roda pembangunan di negeri ini.

Rully Oktavianto
HP         : 0811912222
Twitter   : @RullyOK
Pin BB   : 216642B1
Website : http://www.rullyoktavianto.com

Selasa, 23 November 2010

Harus Adanya Tujuan dan Target Terukur yang Menjawab Aspirasi Anggota

Jakarta, 24 November 2010
00.10 WIB

Hi All,

Sebelumnya saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang sudah berkenan secara aktif memberikan input kepada saya untuk selalu lebih baik lagi dari hari ke hari dan semakin mantap untuk maju menjadi Ketua Umum HIPMI Jaya (2011 - 2014). Input dari teman-teman semua selalu memperkaya pemahaman saya terhadap pandangan-pandangan teman-teman semua. Mudah-mudahan saya dipercaya untuk dapat melaksanakan amanah ini.

Saya teringat sebuah diskusi cukup hangat sekitar 1 bulan yang lalu dengan beberapa teman mengenai HIPMI Jaya. Salah seorang nyeletuk, "Loe tahu gak apa yang kurang di HIPMI? Kita itu sebagai anggota gak pada tahu atau at least tidak terinformasikan bahwa HIPMI itu di akhir periodenya, mau mencapai apa. Kalau misalnya mau mencetak pengusaha-pengusaha baru, berapa jumlah orang yang mau dibentuk? dari sektor mana saja? Ya gak sih?"

Saya mulai tertarik untuk mendengarkan lebih jauh.

Yang lain lagi menimpali, "Mungkin kita aja kali yang kagak tahu. Tapi gua juga ngerasa sih, sebagai anggota yang bukan pengurus nih. Beberapa kegiatan yang ada misalnya ada acara dialog dengan instansi pemerintahan. Setelah acara, gua gak tahu kemudian kelanjutan dari acara tersebut apa. Apakah akan ada follow up untuk adanya kerjasama? atau dibentuk pokja dimana HIPMI diajak untuk bergabung? Jadi terkesan cuma diadakan saja acara tersebut".

Saya diam-diam jadi berpikir. Apa yang dibicarakan oleh teman-teman ini adalah valid menurut saya. Tapi disisi lain, sebagai pengurus harian yang aktif di kepengurusan 2007 - 2010 ini, implementasinya memang tidak mudah.
Namun, bukan tidak mungkin untuk lebih baik.

Lalu, saya iseng bertanya ke semua yang ada di dalam diskusi itu, "nah loe semua mau join HIPMI untuk apa?"
Satu orang menjawab cepat, "Networking".
"Iya , gua sama, Networking"
"Kalau gua, jujur, ingin punya akses juga ke DKI, siapa tahu ada info-info proyek yang bisa digarap"
"Gua sama Networking juga, tapi tambahannya gua juga pengen belajar dari senior-senior HIPMI yang hebat-hebat. Tapi selama ini kesempatan itu jarang banget ada"

OK. Semua punya opini masing-masing. Tapi saya masih penasaran, apa yang menjadi benang merah jawaban-jawaban ini.

"OK, kenapa kok ingin nambah networking, akses atau belajar kepada para senior HIPMI? Apa impactnya kalau loe udah dapat itu semua?", pancing saya penasaran.

"Lho, bos ... kalau networking banyak, peluang bisnis makin banyak dong bos", kata satu orang.
"Iya lah, kita semua kan juga mau lebih sukses dari sebelumnya. Makanya kita join HIPMI".

Jawaban yang terakhir itulah yang menyambungkan benang merahnya.
Semua anggota HIPMI, harapannya adalah ingin bertambah sukses bisnisnya setelah bergabung dengan HIPMI. Kita semua berharap ada kontribusi terhadap pertumbuhan bisnis kita dengan join HIPMI.

Dari diskusi singkat itu, justru saya jadi belajar bahwa aspirasi utama anggota untuk bergabung dengan HIPMI adalah ingin mengembangkan usahanya.

Jadi seluruh rangkaian program apapun yang akan kita rancang haruslah mengarah pada satu tujuan tersebut yang sudah menjadi aspirasi anggota dan harus jelas tolok ukurnya.

Sehingga kalau kembali pada semangat lebih menyebarkan manfaat organisasi pada semua anggota, maka tujuan utama saya apabila terpilih menjadi Ketua Umum menjadi semakin jelas, yaitu :

Terwujudnya Pertumbuhan Skala Usaha Setiap Anggota HIPMI Jaya yang Aktif mengikuti rangkaian program HIPMI Jaya dalam kurun waktu 3 tahun ke depan.



Wass. wr. wb,

Rully Oktavianto
Mobile : 0811 912 222
Pin BB : 216642B1
Twitter : @RullyOK
Email   : rully@pacific.net.id, rullyhipmi@gmail.com

Senin, 22 November 2010

Manfaat Organisasi Harus Dapat Dirasakan oleh Seluruh Anggota

Jakarta, 22 November 2010

Dalam setiap event besar HIPMI Jaya, seringkali saya melihat wajah-wajah rekan-rekan HIPMI Jaya yang cenderung jarang saya lihat. Kadang kita hanya sekedar saling menyapa atau terkadang terlibat dalam suatu percakapan. Umumnya saya sering ditanya:

Seorang rekan : "Bagaimana, Rul, loe kayaknya aktif di HIPMI ya?"
Saya (RO)      : "Ah nggak, ya biasa aja, sob. Loe kayaknya yang jarang muncul"


Seorang rekan : "He he he ... gua juga datang kalau pas lagi ada info-info acara saja. Kadang dikirim sms pemberitahuan, juga 1 hari sebelum acara atau pas hari itu juga. Suka mendadak. Jadi ya kalau bisa saja gua datang"
Saya (RO)      : "Masa sih? Hmm.."

Seorang rekan : "Lagian gua juga gak tahu bisa ngapain lagi di HIPMI, paling ikut-ikut acara gathering begini saja. Buka Puasa, sesekali acara seminar, ya gitu-gitu aja. Yang datang juga muka-muka itu-itu aja"
Saya (RO)      : "Kok loe gak pengen ikutan kepanitiaan atau berbagai aktivitas di HIPMI?"

Seorang rekan : "Emang ada? gua gak pernah tahu. Gak pernah ada yang memberi tahu juga. Jadi yaa, gua jadi anggota HIPMI ya sekedar anggota saja lah. Nggak tahu mau berharap apa. Loe sendiri gimana Rul? Udah dapat manfaat apa?"

======

Ilustrasi percakapan seperti di atas, sangat sering saya temui. Beberapa kali saya diskusikan dengan teman-teman yang lain, mereka selalu bilang "Ya itu tergantung masing-masing individunya lah , Sob. Buktinya kita semua bisa aktif"

Benar juga sih, tapi menurut saya, itu tidak sepenuhnya benar.

Ada yang belum optimal pada sistem / SOP di dalam tubuh organisasi HIPMI Jaya ini.
Ada yang belum optimal dalam orientasi tujuan dan program design pada tubuh organisasi HIPMI Jaya ini.

Adalah sebuah mindset yang belum terbentuk bahwa:
Organisasi HIPMI Jaya ini seharusnya memiliki orientasi 1 hal yang jelas: memberikan manfaat kepada seluruh anggota HIPMI Jaya, DAN MEMASTIKAN bahwa seluruh anggota HIPMI Jaya telah merasakan manfaat berada di dalam tubuh organisasi ini.

Inilah yang harus diwujudkan:

Semua Sukses Harus Menjadi Milik Semua


Bismillahirrahmaanirrahiim. Mohon dukungan rekan-rekan sekalian untuk mewujudkan semangat dan niat ini.

Best Regards,


Rully Oktavianto
Mobile : 0811 912 222
Pin BB : 216642B1
Twitter : @RullyOK
Email   : rully@pacific.net.id, rullyhipmi@gmail.com

Sabtu, 20 November 2010

Perjuangan Menjadi Ketua Umum HIPMI Jaya 2011-2014, DIMULAI!

Jakarta, 20 November 2010.

Hi All,

Ini adalah kali pertama saya mencoba untuk menulis di blog. Agak canggung. Tapi saya akan coba memulainya. Lagipula, "there is always a first time for everything, right?" :)

Kemarin, Jumat, 19 November 2010 di D'Lounge, telah ditetapkan dalam sebuah Press Conference MUSDA oleh OC bahwa saya, Rully Oktavianto, sebagai salah satu peserta / kandidat dalam pemilihan Ketua Umum HIPMI Jaya 1 (2011 - 2014). Alhamdulillah, semua berjalan lancar.

Menjadi kandidat Ketua Umum HIPMI Jaya, tidak pernah terlintas di benak saya. Apalagi menjadi Ketua Umum. Namun, segalanya adalah kehendak dari Allah SWT. Kesempatan itu ada dan keyakinan itu ada. Maka saya mantap untuk maju sebagai Calon Ketua Umum HIPMI Jaya.

Selama 3 tahun saya aktif di HIPMI Jaya, banyak sekali manfaat yang telah saya rasakan dan pelajari. Alhamdulillah. Network / akses, pengalaman, dan pengetahuan banyak sekali saya dapatkan selama berada di HIPMI. Tidak hanya itu, dengan melalui HIPMI pulalah, saya juga berkesempatan untuk dapat memiliki akses ke Kadin.

Bagi saya, semua ini adalah berkah.

Namun, HIPMI Jaya harus dapat lebih baik lagi dalam memberikan manfaat kepada para anggotanya. Banyak rekan-rekan anggota lain yang pada umumnya belum dapat seberuntung saya. Banyak anggota HIPMI Jaya lain yang masih belum merasakan manfaat yang berarti.

Inilah tantangan berikutnya!
HIPMI Jaya harus mampu untuk memberikan manfaat yang nyata dan merata bagi para anggotanya.

Menurut saya, peran dan harapan yang diemban HIPMI Jaya sangatlah besar dan strategis. HIPMI Jaya mewakili para generasi muda wirausahawan yang berlokasi di DKI Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, pusat perekonomian bangsa kita. Dua hal; pemuda dan Ibukota - adalah harapan masa depan bangsa.

Sehingga, HIPMI Jaya harus memiliki peran yang lebih strategis dalam kontribusinya di perekonomian Indonesia.

Maka kita harus menjadari sesuatu yang terlupa adalah: setiap anggota HIPMI Jaya adalah harapan penting bangsa ini.
HIPMI Jaya harus dapat menstimulasi kesuksesan, kapasitas, dan produktivitas bagi para anggotanya secara merata.

Dengan pengalaman saya selama 3 tahun di HIPMI Jaya secara aktif, saya sangat memahami segala tantangan di dalam organisasi ini.

So, let the Best win!
Who has experienced the challenges!
Who understands the battle!
To bring HIPMI Jaya to be a better place!

Saya, Rully Oktavianto, dengan ini berikrar akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang lebih baik lagi bagi HIPMI Jaya.

Wass.

Rully Oktavianto
0811 912 222
PIN BB: 216642B1